Jumat, 15 April 2016

Tajamnya Lisan

Lisan
Ia adalah bagian dari tubuh kita dimana ketajamannya melebihi pedang yang sangat tajam. Mengapa demikian? Setajam-tajamnya pedang yang mengenai tubuh kita, paling tidak bisa disembuhkan atau bahkan mati sekalian. Sasaran dari ketajaman lisan tidak meliputi bagian eksternal anggota tubuh kita melainkan bagian internal (hati dan perasaan) lah yang menjadi mangsanya. Ketika kita salah menggunakan atas ketajaman lisan, maka perasaan orang lain yang menjadi korbannya, alhasil; ia akan tersakiti dan sebagai kaum muslim tidak boleh saling menyakiti hati antar sesamanya.
Selain orang lain yang menjadi korban dari ketajaman lisan, diri kita merupakan korban yang abstrak dari kesemuanya. Bagaimana tidak? Lisan yang diciptakan oleh Allah SWT ini, perlu pengawasan dan pengontrolan ketat, jika tidak demikian maka ia akan liar, dalam artian maka dengan mudahnya  ia akan menyakiti hati orang lain, dengan mudahnya pula ia akan menebarkan aib orang lain dan mirisnya lagi, seringkali kedua hal tersebut dilakukan tanpa sadar oleh kita. Astaghfirullahal’adziim, karena kelalaian kita, sesuatu yang seharusnya digunakan untuk bertutur kata tentang kebaikan ternyata kita salah menggunakannya. Dan karena kecerobohan kita dalam berucap memudahkan kita dekat dengan api neraka.
Faktor yang mempengaruhi liarnya lisan kita diantaranya; Diri sendiri dan lingkungan sosial. Jika dari diri kita saja tidak bisa mengendalikannya, bagaimana mungkin ia yang tajamnya melebihi pedang itu bisa jinak (untuk mengucapkan hal-hal baik). Selanjutnya, lingkungan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi upaya penjinakannya,  ketika kita bersosialisasi dengan lingkungan yang baik, insyaallah lisan yang rawan ini mampu bertutur kata yang semestinya (hal-hal baik), dan sebaliknya.
Wallahua’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar